Lahir : 16 Desember 1776 di Samitz bei Haynau, Silesia.
Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman
Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman
Johann
Wilhelm Ritter menemukan ujung spektrum ultraviolet, membuat sel
baterai kering pertama pada tahun 1802 dan baterai penyimpanan pada
tahun 1803. Kontribusinya yang sangat penting adalah elektrokimia yang
dikembangkan pada tahun 1798. Ritter adalah orang pertama yang membuat
hubungan yang jelas antara galvanisme dan reaktivitas kimia. Ia adalah
penemu tekhnik elektroplating yang terkenal. Sebagai tambahan, ia juga
menjadi terkenal karena menjadi pionir dalam elektrokimia.
Johann
Wilhelm Ritter dilahirkan di Samitz, Silesia (kemudian Jerman, sekarang
Chojnow, Polandia) pada tanggal 16 Desember 1776. Ia memulai karirnya
sebagai ahli farmasi di Liegnitz, Silesia, di mana ia bekerja dari tahun
1791 hingga 1795. Bekerja magang sebagai apoteker di Liegnitz di usia
14 tahun, Ritter mengembangkan ketertarikan dalam bidang kimia melebihi
bidang ilmiah lainnya. Ketika mewarisi sejumlah uang lima tahun
kemudian, ia mampu meninggalkan pekerjaannya dan mendaftar di
Universitas Jenna. Pada tahun 1796, iapergi ke Universitas Jenna untuk
mengejar ketertarikannya dalam bidang ilmiah. Di ana ia mempelajari
kedokteran, menetap sebagai pengajar setelah lulus, hingga mendapat
gelar Duke Saxe-Gotha pada tahun 1802. Ketika menjadi profesor di
Universitas Jena (1803-1804) ia adalah seorang ahlil sains yang agresif.
Ia terlibat dengan filosofi kimia karena kebanggaan Jerman. Ia sangat
mendukung teori flogiston yang dicetuskn Becher dan Stahl (juga didukung
oleh Priestley dari Inggris) yang membawanya ke dalam perdebatan
filosofi Lavoisier yang mengurangi ilmu kimia ke dalam sesuatu yang
bisa diukur.
Ritter mengabdikan seluruh usahanya untuk mempelajari
listrik dan elektrokimia. Pada tahun 1800, hanya dalam hitungan bulan
setelah ahli kimia Inggris William Nicholson berhasil dalam menguraikan
air menjadi hidrogen dan oksigen dengan elektrolisis, Ritter mengulangi
percobaan tapi mengubah elektroda sehingga ia bisa mengumpulkan dua gas
secara terpisah, sehingga memperbaiki percobaan Carlisle dan Nicholson.
Pertanyaan yang membingungkan antara para ahli pada saat itu adalah
bagaimana rangkaian kesatuan ini bisa diukur dapat membuat rangkaian
lain yang bisa diukur dengan pergerakan yang mudah antara rangkaian.
Yakni, bagaimana oksigen dan hidrogen bergerak melewati air dan tampak
di elektroda yang lain? Ritter menjawab pertanyaan membingungkan ini
dengan menyatakan bahwa air diubah menjadi hidrogen pada elektroda
negatif, sedangkan air menjadi oksigen pada elektroda positif dengan
adanya listrik. Alasannya yang lebih jauh adalah karena air tidak
terurai dengan listrik, tapi tergalvanisasi menjadi hidrogen dan oksigen
yang merupakan senyawa penyusun air, dan listrik positif dan negatif.
Para ahli sejarah telah mencoba untuk menetapkan tanpa adanya
keberhasilan mengapa Ritter membuat pernyataan sederhana ini yang
melibatkan air dan listrik ketika data dari percobaannya sendiri tidak
pernah dibenarkan oleh mereka. Pernyataan ini juga dibuat ketika kolega
ilmiahnya melawan ide tersebut yang telah ia kembangkan.
Tak lama
setelah itu, ia menemukan proses elektroplating. Pada tahun 1800, Ritter
mengamati bahwa ia bisa mendapatkan logam yang menempel di tembaga yang
merupakan usaha elektroplating yang pertama. Ia juga mengamati bahwa
sejumlah logam terdeposit dan sejumlah oksigen dihasilkan selama proses
elektrolisis yang tergantung pada jarak antara elektroda. Ia belajar
bahwa semakin dekat jarak antar elektroda, semakin besar efeknya. Konsep
dasar elektrolisis dan elektroplating ini ditemukan oleh Ritter dan
pada saat yang sama, bahkan pada beberapa hal, jauh lebih awal sebelum
percobaan Carlisle dan Nicholson, Cruickanks atau Davy. Pada tahun 1801,
ia mengamati arus termoelektrik dan mengantisipasi penemuan
termoelektrik oleh Thomas Johann Seebeck.
Dengan dorongan dari
Alexander von Hunboldt, ia memulai percobaan galvanisme. Ia telah dipuji
untuk listrik yang terkait dengan galvanisme, dan ia mendukungnya
dengan data dari percobaannya. Johann Wilhelm Ritter yang mendukung
Galvani percaya bahwa fenomena listrik galvanik dapat terjadi pada tubuh
hewan adalah dirinya sendiri dan beberapa pionir galvanisme di Jerman.
Ketika arus galvanik diperdebatkan dan dipertanyakan sebagai fenomena
listrik, Ritter membuktikannya secara eksperimen. Ia belajar bahwa ia
menempelkan selempeng emas pada masing-masing ujung dua kawat yang
terhubung lapisan Voltaik, daun-daun akan saling tarik menarik ketika
saling didekatkan. Ketika daun-daun saling menempel, sirkuit listrik
akan tertutup.
Pada tahun 1801, ketika menggunakan rangkaian yang
terdiri dari 100 sel, Ritter memperhatikan bahwa otot merespon secara
berbeda bila ia mengubah kecepatan amplitude stimulus. Ketika ia
meningkatkan arus perlahan-lahan, tidak ada kontraksi yang terjadi, tapi
bila ia meningkatkan mplitude stimulus dengan cepat, otot pun
berkontraksi. Lantas ia menyimpulkan bahwa amplitudo stimulus harus
bertambah dengan cepat untuk mengkontraksikan otot. Metode peningkatan
atau engurangan muatan listrik pada saat itu adalah juga untuk menambah
atau mengurangi lapisan logam pada rangkaian. Pekerjaan Ritter untuk
menyiapkan rangkaian untuk Georg Ohm selanjutnya mengukuhkan hubungan
antara arus, kekuatan elektromotor dan hambatan. Dalam satu
percobaannya, Ritter melewatkan arus pada rangkaian dengan menggunakan
tangannya, dan mengamati perilaku arus tersebut. Ketika arus bertambah
dengan cepat dalam amplitudo, tangannya menahan kutub negatif yang
sedikit menjadi keras sementara tangan yang lain tidak mengeras.
Pengamatan respon fisiologi ni tidak diperhatikan oleh koleganya yang
menjaga bahwa arus dari sel galvanik hanya membantu nutrisi. Tidak hanya
Pfluger yang mengumumkan pada tahun 1859 bahwa jaringan di bawah kutub
negatif baterai galvanik terinduksi meningkatkan eksitabilitas
(katelektrotonus), dan jaringan di bawah kutub positif dengan
eksitabilitas berkurang (anelektrotonus) adalah pengamatan Ritter pada
polaritas galvanik negatif yang telah dijelaskan.
Ritter sangat
dikenal atas penemuannya untuk spektrum ultraviolet pada tahun 1801.
Saat itu di mana seorang ahli astrofisika Sir Herschel menemukan radiasi
yang melebihi range spktrum merah, sinar infra merah. Sangat kuat
dipengaruhi oleh pandangan filosofi Romantisisme dan Filosofi alam, ia
percaya pada prinsip polaritas di alam dan setelah penemuan Herschel
akan radiasi inframerah, ia berhipotesis adanya kemungkinan polaritas
dalam spektrum dan berhasil melihat radiasi tak tampak yang melebihi
violet. Pada tahun 1801, ia melakukan percobaan dengan perak klorida
(AgCl). Senyawa kimia ini terurai dengan cahaya, membebaskan perak yang
menghasilkan zat tak berwarna yang berubah menjadi hitam. Reaksi ini
adalah dasar fotografi pradigital. Dalam ilmu kimia saat itu, terdapat
rumor bahwa cahaya biru lebih efisien dalam menginisisasi perubahan
kimia daripada cahaya merah. Ritter mencoba untuk mengukur kecepatan di
mana perak klorida terpecah dengan warna yang berbeda. Ia membuktikan
bahwa cahaya biru meman lebih efisien daripada cahaya merah. Ia
terpesona, bagaimanapun, reaksi yang penuh semangat itu terjadi di
daerah sekitar violet di mana tidak terlihat apapun. Radiasi baru ini
secara orisinal disebut Sinar Kimia tapi sekarang disebut ultra violet
(melebihi violet). Penerimaan penemuan ini dhalangi oleh gaya Ritter
yang sulit dipahami dan kecenderungannya untuk mencampurkan spekulasi
dengan pengmatan ilmiah. Penemuannya atas radiasi ultraviolet secara
independen juga penemuan Wolaston, juga pada tahun 1802. Ritter juga
membuat kontribusi pada spektroskopi.
Ritter ditunjuk ke
Pengadilan Gotha pada tahun 1801, dan pada tahun 1802 ia meninggalkan
Universitas Jena ke Universitas Gotha (sejauh 40 mil). Sambil memberikan
kuliah privat, ia melanjutkan penelitiannya dalam galvanisme yang
didukung oleh Duke Ernst von Schsen Gotha. Penelitian utamanya selesai
dalam elektrokimia dan elektrofisiologi pada tahuntahun 1803 dan 1804 di
Gotha. Ia mengajukan teori elektrokimia dan mendemonstrasikan gerakan
tarik-menarik dan tolak-menolak muatan listrik. Ia mampu mengisolasi
unsur kalium.
Pada tahun 1802, ia mengembangkan baterai sel kering
dari usahanya dengan sel elektrolisis. Ia menemukan bahwa kombinasi
yang baru ini bekerja seperti rangkaian Volta untuk mengisi wadah
Leyden, dan melanjutkan fungsi yang sama dengan baik selama enam tahun.
Rangkaian Volta bekerja hanya selama 15 hingga 20 menit sebelum
kehabisan tenaga. Ritter lagi-lagi tidak mempublikasikan penelitian pada
ranngkaian kering ini karena ia menyatakan bahwa dua bulan
penelitiannya mebutuhkan dua tahun penulisan hasilnya.
Ia meneliti
rangkaian kering karena rangkaian Volta menguap setelah beberapa hari
sebagaimana dilanjutkan untuk menunjukkan aktivitas pada elektroskop.
Rangkaian kering tidak membutuhkan banyak kelembaban. Rangkaian
keringnya disebut juga rangkaian pengisi muatan, dan terdiri dari satu
logam dengan lempengan yang terpisah oleh kesatuan kain flannel atau
kertas karton yang cukup lembab dengan cairan yang tidak bereaksi kimia
dengan logam, yang melingkar. Ketika ujung rangkaian terhubung dengan
kutub rangkaian Volta, rnagkaian ini mengambil muatan dan ketika mengisi
muatannya, dapat diganti dengan rangkaian Volta tanpa terhubung dengan
sumber energi. Rangkaian pengisi muatan Ritter dapat tetap bermuatan
selama lima menit tanpa menimbulkan kilat, setrum, dan menguraikan air.
Ia lalu memodifikasi dan memperbaiki rangkaian pengisi muatannya. Pada
satu kesempatan, ia mengatur 32 tembaga dan lembar kertas karton dalam
tiga rangkaian. Dua dari rangkaian tersebut mengandung 16 lempeng
tembaga dengan rangkaian antara terdiri dari 32 lembar kertas karton. Ia
pun membangun rangkaian pengisi muatan sehingga lempengan bisa diubah,
menggunakan 31 lempeng tembaga dan sesekali ia menggunakan 64 hingga 128
lempeng tembaga dengan kertas karton yang sama. Ia lalu mengunakan
rangkaian barunya untuk mengamati penguraian air, dan efek
fisiologisnya, setrumnya dan tegangan listriknya.Hasil percobaan dan
rangkaian pengisian muatan yang dimodifikasi dipublikasikan. Rangkaian
tersebut dikenal sebagai rangkaian Ritter setelah ia wafat. Rngkaian
terbesarnya terdiri dari 2000 lempeng. Penemuan ulang rangkaian kering
yang berhasil oleh yang lain menghasilkan sebuah sel yang berfungsi
seperti halnya rangkaian Ritter.
Pada tahun 1805, Ritter pindah ke
Munich untuk mengambil jabatan di Akademi Sains Jerman, dan
publikasinya mengenai listrik, sebagian di atas pada tahun 1796,
memenangkan beasiswa di Akademi Sains Munich pada tahun yang sama. Di
Munich ia terlibat dengan percobaan dengan pembagian batang dan
pendulum, yang ia lawan, memiliki listrik dari polaritas listrik
tersembunyi . Ritter mengklaim bahwa ia telah menemukan bentuk lain dari
polaritas listrik bumi yang disebabkan oleh adanya polaritas magnet. Ia
menjaga efek penemuan terbarunya dapat didemonstrasikan dengan menahan
jarum emas dengan posisi tertentu.
Paper ilmiahnya dipublikasikan
selama penelitiannya di Universitas Liegnitz, dan Jena dan Akademi Sains
Jerman di Munich. Pada tahun 1798, ia mempublikasikan Beweiss, Dass Ein
Bestandiger Galvanismus den Lebensprozess im Tierreich Begleitet. Ia
mempublikasikan Beitrage zur Naheren Kenntnis des Galvanismus, Das
Electrische Septem des Korpers pada tahun 1805, dan
Physikalisch-Chemische…, sebanyak 3 volumes, pada tahun 1806. Di usia 20
tahun, ia bekerja sebagai peninjau publikasi Alexander von Humboldt,
dan di usia 23 tahun ia mempublikasikan bukunya sendiri tentang
galvanisme, dan ia mendukung Goethe dalam mendirikan laboratorium sains.
Oersted
berusaha mengulangi percobaan Ritter, tapi tidak pernah berhasil.
Penelitian Ritter di akhir tahun 1805 dipertanyakan oleh para ahli
kimia, dan selama bagian terakhir dari hidupnya, ia meraih reputasi yang
tidak dapat diandalkan. Usahanya untuk memasuki sains gaib mempengaruhi
pekerjaannya yang terakhir, dan percobaan semacam itu telah
menghancurkan reputasi ilmiah Ritter sebagai ahli sains yang kompetitif.
Karena percobaan-percobaan ini dan klaim yang belum pernah dibuktikan,
maka para ahli sejarah pun telah mengabaikan penelitian Ritter antara
tahun 1806 dan 1810. Meski kritik terus menghunjam, ia tetap melanjutkan
eksperimennya, tetapi karir ilmiahnya telah berakhir. Bahkan ketika di
puncak karir, penelitian ilmiah Ritter tidak jelas karena kesulitan yang
ditemui oleh para ahli sains lannya dalam membaca dan
menginterpretasikan penemuannya. Percobaannya dianggap tidak praktis dan
ditulis dengan gaya yang diputarbalik yang membuat pembacaan dan
pemahaman sulit untuk beberapa kasus.
Penyakit dan masalah
keuangan mulai datang dalam hidupnya. Kematiannya yang cepat di Munich
pada tanggal 23 Januari 1810, di usia 34 tahun disebabkan oleh kerja
terus menerus, kesedihan dan kesulitan hidup.
Sumber: http://www.geocities.com/bioelectrochemistry/ritter.htm
Post a Comment